Senin, 05/06/2017
Senin, 05/06/2017
MULAI SURUT: Banjir susulan dua hari lalu di Tering. Saat ini banjir berangsur-angsur surut. Banjir susulan ini terjadi karena meningkatnya intensitas hujan di wilayah hulu Mahakam.
Senin, 05/06/2017
MULAI SURUT: Banjir susulan dua hari lalu di Tering. Saat ini banjir berangsur-angsur surut. Banjir susulan ini terjadi karena meningkatnya intensitas hujan di wilayah hulu Mahakam.
SENDAWAR – Hingga Minggu (4/6) sore, banjir susulan yang merendam sejumlah kampung di Kecamatan Long Iram, Tering, Melak, serta Mook Manar Bulatn, mulai surut. Hanya di Kecamatan Melak, Mook Manar Bulatn, Muara Pahu, Penyinggahan,
dan Jempang yang masih terendam.
“Jalan aspal dari Kampung Purworejo (Tering Puan) menuju Pelabuhan Kampung Tering Seberang sudah mulai kering. Kelihatannya lumayan cepat surutnya,” kata Dahlia (26), warga Kampung Purworejo kepada Koran Kaltim di Tering, Minggu (4/6).
Begitu Pula di Kecamatan Long Iram. Beberapa kampung di wilayah itu termasuk ibukota Kecamatan Long Iram, banjir telah menyurut cukup jauh.
“Sudah kering jalan dalam Kampung Long Iram Ilir hingga Long Iram Kota. Mudahan tidak ada banjir susulan dari Mahulu,” papar Puput (20), warga Kampung Long Iram Ilir.
Hendra (22), warga Melak Ilir mengatakan debit air di Melak sangat lambat surutnya. Dia menyebut masih ada beberapa kampung terendam, termasuk Kelurahan Melak Ilir, yang memang tersambung langsung dengan Rapak Kode Kedar dan Danau Sedulang.
“Melak Ulu sudah mulai kering jalan raya, tapi Melak Ilir di bagian darat karena berbatasan langsung dengan rawa dan danau, sekarang masih terendam. Bebarapa kampung lainnya termasuk Muara Bunyut juga masih banjir,” kata dia saat berada di Pelabuhan Melak, sore kemarin.
Warga Kampung Sebelang, Umar Dhany (43), menjelaskan lima kampung di Kecamatan Muara Pahu terendam cukup parah oleh banjir sejak dua pekan lalu.
“Terparah direndam banjir sampai saat ini adalah Kampung Muara Beloan.
Di Kampung Tanjung Laong, Muara Baroh, Teluk Tempudau, dan Tepian Ulaq, ketinggian air banjir sekitar 60 cm. Di sini lambat surutnya. Bisanya sampai berbulan-bulan,” ungkap Ketua Laskar Kebangkitan Kutai Kecamatan Muara Pahu ini.
Umar Dhany menjelaskan, warga Kecamatan Muara Pahu yang notabene keseharian sebagai petani dan nelayan, saat banjir ini mengeluhkan tempat pengungsian ternak dan sulitnya mencari pakan.
“Kalau warga banjir sudah terbiasa, tapi parahnya ternak (sapi, kerbau, dan kambing) milik warga, sulit diungsikan. Bahkan untuk pakannya berupa rumput, saat banjir ini sukar didapat,” bebernya. (imr)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.