Rabu, 25/04/2018

Tiap Hari Disakiti Bapaknya, Fitri Lari ke Polsek Bontang Selatan

Rabu, 25/04/2018

tertunduk Yani hanya bisa tertunduk lesu ketika sang putri tercinta, Fitriani, diambil paksa oleh Dinsos Bontang. (cil/korankaltim)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Tiap Hari Disakiti Bapaknya, Fitri Lari ke Polsek Bontang Selatan

Rabu, 25/04/2018

logo

tertunduk Yani hanya bisa tertunduk lesu ketika sang putri tercinta, Fitriani, diambil paksa oleh Dinsos Bontang. (cil/korankaltim)

BONTANG- Setelah 16 tahun berjalan, akhirnya Yani, manusia gerobak yang setiap harinya mencari sesuap nasi, sambil mendorong gerobak, terpaksa merelakan anak semata wayangnya, Fitriani (16).

Kejadian yang terjadi pada Selasa (24/4), lantaran Fitriani, mendapat kekerasan fisik dari ayahnya sendiri. Sehingga Fitriani yang hari-harinya selalu ikut ayahnya mendorong gerobak keliling Bontang ini, sekitar pukul 13.00 Wita memberanikan diri, berlari menuju ke Polsek Selatan.

Sehingga karena inisiatifnya, akhirnya Fitriani berhasil melepaskan diri dari ayahnya, yang selama ini bersamanya, menjaganya dan tidak merelakan dirinya diambil alih oleh orang lain, maupun saat pihak Dinas Sosial dalam hal ini LK3 ataupun P2TP2A, ingin merawat Fitriani saat masih balita hingga remaja ini.

Menurut Fitriani, saat itu (Selasa, 24/4), ia diajak ayahnya narik gerobak, namun ia sebenarnya tidak mau lagi narik gerobak. Dan saat itu ayahnya langsung marah, dan memukul Fitriani.

“Pas bangun itu , aku dipukul kepalaku, ditarik, terus punggungku diinjak sama kakiku, sampai sakit semua dan kakiku sampai hampir nggak bisa jalan,” kata Fitriani, kepada harian ini, Selasa (24/4) di Polsek Bontang Selatan.

Fitriani mengaku, ia sebenarnya sudah tidak mau ikut narik gerobak dengan ayahnya, ia malu dan ia ingin kerja sendiri. Tapi ayahnya selalu mengajaknya, dipaksanya ia terus mendorong gerobak, keliling Bontang dari pagi hingga malam hari.

“Saya malu dorong gerobak. Tapi bapak maksa terus dan tiap hari aku disakiti,” katanya.

Untuk diketahui, Fitriani hidup hanya bersama Yani, si manusia gerobak, sejak bayi Fitriani hingga berumur 16 tahun selalu bersama ayahnya mendorong gerobak keliling Bontang.

Bahkan Dinas Sosial Pemkot bontang sudah berulangkali mencoba memisahkan Fitriani, agar bisa disekolahkan dan hidup lebih layak, tidak lagi hari-harinya dihabiskan hanya sebagai manusia gerobak bersama ayahnya. Namun usaha tersebut selalu gagal, karena Yani menentang keras, berpisah dengan anaknya.

Dan, akhirnya saat Fitriani berusia 16 tahun, Selasa kemarin, akhirnya ia berhasil lepas dari cengkraman ayahnya. Dan setelah dijembatani oleh pihak Polsek Selatan, Dinas Sosial Kota Bontang, LK3 dan P2TP2A, akhirnya Fitriani diasuh oleh tantenya. Dan Yani diminta untuk membuat surat pernyataan, agar tidak lagi menggangu Fitriani dan membiarkan Fitriani diasuh oleh tantenya. Selain itu tidak lagi menyuruh Fitriani bekerja mendorong gerobak.

Sementara itu, dari pengakuan Yani, ia memukul anaknya, lantaran jengkel karena Fitriani tidak mau ikut. Dan ia takut anaknya diajak lari oleh laki-laki, yang sempat mau nikahi anaknya.

“Aku takut dia nanti diambil lari, karena kemarin itu Fitri mau dinikahi, tapi uang jujurannya kurang. Awalnya saya minta Rp27 juta, lalu turun jadi Rp15 juta, tapi juga tidak ada juga. Jadi ya dibatalin saja. Nah jadi aku takut siapa tahu kalau aku pergi narik gerobak sendiri, nanti anakku diambil lari ama laki-laki itu. Kan rumahnya sebelahan saja,” kata Yani.

Saat ditanya apakah ia rela melepas Fitri? Yani hanya tersenyum kecut. Ia hanya menganggukkan kepalanya, sembari melirik anaknya. (cil)

Tiap Hari Disakiti Bapaknya, Fitri Lari ke Polsek Bontang Selatan

Rabu, 25/04/2018

tertunduk Yani hanya bisa tertunduk lesu ketika sang putri tercinta, Fitriani, diambil paksa oleh Dinsos Bontang. (cil/korankaltim)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.