Senin, 15/01/2018

Empat Bulan, Apau Kayan Krisis Sembako dan BBM

Senin, 15/01/2018

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Empat Bulan, Apau Kayan Krisis Sembako dan BBM

Senin, 15/01/2018

MALINAU - Kewajiban mendesak bagi pemerintah saat ini adalah menyelamatkan masyarakat pedalaman-perbatasan dari krisis kebutuhan sehari-hari. Krisis BBM dan harga sembako yang terus merangkak naik, berlangsung di Apau Kayan, Kabupaten Malinau dalam 4 bulan terakhir.

“BBM dan kebu?uhan hidup sudah sulit didapatkan warga. Kalau pun ada harganya mahal,” ungkap Stim Ala, tokoh pemuda Apau Kayan, Sabtu (13/1) akhir pekan lalu. 

Seperti diberitakan media ini sebelumnya, harga BBM di Long Nawang Kecamatan Kayan Hulu dan Long Ampung Kecamatan Kayan Selatan sudah mencapai pada titik tertinggi dalam 3 tahun terakhir, yakni Rp25 ribu per botol. 

Di sejumlah desa yang jaraknya jauh dari ibu kota kecamatan tersebut, harga BBM lebih mahal lagi. Apalagi di Desa Long Sule Kayan Hilir yang tak memilili akses darat. Harga BBM di sana mencapai Rp35 ribu lebih. 

“Harga kebutuhan hidup (sembako) 2 kali lipat lebih dibandingkan harga kebutuhan serupa di kota,” imbuh Stim.

Penyebab langka dan mahalnya kebutuhan tersebut adalah karena akses jalan yang sudah sangat buruk. Jalan Poros Perbatasan Apau Kayan saat ini sangat sulit ditembus kendaraan. “Untuk mengangkut BBM, orang perlu waktu 4 sampai 5 hari,” terang Ketua Komisi III, Ibau Ala sekaligus Kepala Adat Besar Apau Kayan. 

Lamanya perjalanan, sambung Ibau, harus ditambah dengan perjuangan hidup atau mati di jalanan. “Kondisi saudara kita, warga Indonesia di sana sangat memprihatinkan,” ungkapnya.

Sudah 4 bulan, sejak Oktober 2017 lalu warga perbatasan sana menghadapi kondisi sulit tersebut. Setabah dan seterbiasa apa pun menghadapi kondisi sulit, warga di sana tetap manusia yang memiliki keterbatasan kemampuan untuk bertahan. 

Maka, wajar jika kemudian mereka berteriak meminta pemerintah membantu mengatasi persoalan perut dan hidup mereka di sana. “Tanpa mengurangi rasa hormat, mohon pemerintah provinsi dan pusat, Pak Presiden RI berkenan membantu kami,” ungkap Stim. 

Permintaan serupa juga disampaikan warga dari berbagai golongan termasuk dari Lembaga Adat Besar Apau Kayan yang disuarakan oleh Kepala Adat Besar Apau Kayan, Ibau Ala.

Tak hanya melalui surat atau media, permintaan warga di sana pun disuarakan melalui jejaring sosial. Mereka meminta dalam jangka pendek, pemerintah memberikan solusi untuk mengatasi krisis dan mahalnya BBM serta sembako. 

Sementara solusi jangka pendek diberikan, warga di sana pun menuntut agar kondisi Jalan Poros Perbatasan Apau Kayan segera diperbaiki. Termasuk jalan menuju Pos Pamtas dan Tapak Mega yang berada di Malaysia. Sebab jalan tersebut menjadi alternatif warga untuk mendapatkan kebutuhan pokok.

“Kalau jalan itu sudah baik, apalagi sudah baik seperti di kota, kami tak akan lagi menghadapi kesulitan seperti ini,” tegas Ibau Ala. 

Ia berharap, perbaikan atas sekian banyak titik jalan yang rusak segera dilakukan agar akses kembali normal. Disambung kemudian dengan peningkatan mutu jalan tersebut. Secara bertahap juga dibangun jembatan di sepanjang ruas jalan Apau Kayan, yang saat ini menjadi salah satu ruas jalan strategis nasional. (wh)

Empat Bulan, Apau Kayan Krisis Sembako dan BBM

Senin, 15/01/2018

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.