Minggu, 09/07/2017

Penerimaan DBH SDA Masih Mengkhawatirkan

Minggu, 09/07/2017

LOMBA LINTAS ALAM: Puluhan penegak Pramuka di Kaltim saat mengikuti lomba lintas alam di Penajam Paser Utara.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Penerimaan DBH SDA Masih Mengkhawatirkan

Minggu, 09/07/2017

logo

LOMBA LINTAS ALAM: Puluhan penegak Pramuka di Kaltim saat mengikuti lomba lintas alam di Penajam Paser Utara.

PENAJAM - Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Yusran Aspar mengatakan hingga kini Kaltim, khususnya PPU masih menghadapi persoalan keuangan yang cukup besar. Apalagi sebagian besar Kaltim pembiayaannya ditopang melalui Dana Bagi Hasil (DBH) Sumber Daya Alam (SDA), karena tanpa semua itu, pemerintahan di Kaltim bisa tutup. Sementara DBH SDA yang mampu bertahan sekarang ini antara lain dari sektor kehutanan, kelautan dan perikanan saja. 

“DBH pada sektor  minyak bumi dan gas bumi (migas) serta batubara diketahui  tidak bisa bertahan lama, tidak  meningkat pasti menurun dan suatu saat habis. Kalau  SDA turun tentu pembagian DBH dari pusat juga menurun, akibatnya beresiko terhadap keuangan daerah, terjadi defisit serta  kesulitan pembiayaan,” ungkap Yusran dalam sambutannya di acara Lomba Lintas Alam (LLA) PPU Rally III Tahun 2017, diikuti puluhan penegak Pramuka dari Balikpapan, PPU dan Paser, Sabtu (8/7), lalu. 

Pada sektor kelautan dan perikanan pula, kata Yusran, juga tergantung musim, dan hasilnya di Kaltim masih tertinggal dengan laut Banda, laut China Selatan atau laut  utara Sulawesi,  serta laut  Natuna. 

“Inilah persoalan bangsa, persoalan Kaltim yang harus dipahami oleh tunas-tunas bangsa. Oleh karena itu,  semua masyarakat harus paham serta sadar, bagaimana masa depan Kaltim 10 atau 20 tahun  itu menjadi tanda tanya besar kita semua,” tandasnya.

Belum lagi persoalan di perkotaan, seperti banjir, masalah air bersih, persoalan infrastruktur, ekonomi kerakyatan, peningkatan pertanian dan bendungan, juga mesti diselesaikan, selagi Kaltim masih mendapatkan DBH SDA.

“Disatu sisi kita dihadapkan pada persoalan yang begitu besar, disisi lain kita dihadapkan pada persoalan pembiayaan yang semakin  menurun dan semakin minim, oleh kerena itu perlu kearifan untuk  memanfaatkan pembiayaan  yang semakin kecil ini, untuk mempersiapkan masa depan anak cucu kita,” terang Yusran.

Jika 20 tahun yang akan datang, Kaltim tidak disiapkan, maka bisa jadi Kaltim dan PPU khususnya sangat sulit melakukan pembangunan,  seperti membangunan bendungan Sungai Talake untuk sektor pertanian tidak bisa dilakukan sebab tidak ada dana.

“Harus sejak sekarang dipersiapkan. Jangan menunggu ketika SDA kita habis,” ujarnya

Ia bersyukur, dengan keberadaan organisasi  kepaduan atau Pramuka ini, karena menjadi wadah pembinaan pendidikan karakter bangsa, sesuai dengan bunyi sumpah pandu yang diantaranya tidak akan hanyut diterpa badai, tidak akan terbawa oleh angin, tidak akan lapuk oleh hujan.

“Semoga sumpah pandu ini betul-betul ditanamkan dihati seluruh anggota Pramuka,” pungkas Yusran. (nav)


Penerimaan DBH SDA Masih Mengkhawatirkan

Minggu, 09/07/2017

LOMBA LINTAS ALAM: Puluhan penegak Pramuka di Kaltim saat mengikuti lomba lintas alam di Penajam Paser Utara.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.