Rabu, 05/07/2017

Dikelola Warga, Pantai Mutiara Sedot Ribuan Wisatawan

Rabu, 05/07/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Dikelola Warga, Pantai Mutiara Sedot Ribuan Wisatawan

Rabu, 05/07/2017

logo

SEKTOR Pariwisata memang sudah seharusnya dilirik. Pundi-pundi pendapatan asli daerah bisa didulang dari pesona objek wisata. Sayang, masih banyak objek wisata yang belum digarap optimal. Salah satunya, keindahan destinasi wisata di Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), khususnya Pantai Mutiara , tak kalah menarik dengan daerah lain di Kaltim dan Indonesia. 

Perjalanan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat sekitar satu jam dari Desa Tanjung Limau (Selimau), Kecamatan Muara Badak. Menyusuri jalan beton bertulang dengan lebar sekitar enam meter, yang hampir 60 persen rusak dan berlobang, maka sampailah di Desa Pangempang, masih dalam wilayah Kecamatan Muara Badak.

Desa Pangempang adalah pelabuhan transit bagi wisatawan yang akan menuju pulau pasir  di tengah laut dangkal, yakni Pulau Mutiara Indah. Menggunakan kapal kelotok (perahu kecil bermesin diesel), menempuh jarak sekitar dua kilometer dengan durasi 15 menit, sampailah di pantai pasir putih Mutiara Indah.

“Sudah tiga tahun pantai ini saya kelola secara swadaya (pribadi) sejak tahun 2015. Pantai ini warisan dari orang tua saya, bernama Pantai Pangempang. Tetapi karena saya dijadikan sebagai usaha wisata, sehingga saya beri nama baru yaitu Pantai Mutiara Indah,” kata Mamak Hajjah Saidah (58), ahli waris pemilik sekaligus pengelola Pantai Mutiara Indah,  kepada Kepada Koran Kaltim saat berkunjung ke pantai itu, Kamis (29/6) lalu.

Hajjah Saidah dengan panggilan akrab Mamak Hajjah Saidah bercerita panjang lebar, bahwa panjang bibir Pantai Mutiara Indah sekitar 400 meter, dengan diameter keliling seluas 60 kilometer.  Hingga kini pengelolaan pantai wisata itu hanya menggunakan anggaran pribadi seadanya. Bantuan dari Pemkab Kukar maupun Pemprov Kaltim untuk pengembangan fasilitas sarana prasarana di obyek wisata tersebut belum pernah ada.

“Belum ada bantuan dari pemerintah. Dinas Pariwisata Kukar pernah menyuruh saya mengajukan bantuan, tapi belum pernah saya lakukan permohonan bantuan itu,” tuturnya.

Dia tidak memungkiri sebenarnya berharap besar akan bantuan pemerintah. Terutama untuk pengerukan bibir pantai menuju tengah laut. Hal itu agar mempermudah kapal motor pengangkut penumpang merapat ke dermaga pelabuhan transit di Desa Pangempang.

“Saya sangat berharap bantuan Pemprov Kaltim dan utamanya Pemkab Kukar. Khususnya untuk pengerukan sepanjang 400 meter tepi pantai ketengah laut menuju pulau. Saat ini kawasan dari tepi ketengah laut dangkal, menyulitkan kapal merapat ke dermaga,” ungkapnya. 

Ribuan wisatawan lokal setiap hari memadati Pantai Mutiara Indah.  Meskipun sarana prasarana terbatas, tak menyurutkan animo  wisatawan yang datang. “Setiap hari rata-rata 400-500 wisatawan yang datang. Setiap hari Minggu (libur) tidak kurang dari 1500 wisatawan. Itu dibuktikan dengan jumlah tiket yang terjual dipintu masuk dermaga penyeberangan,” bebernya.

Sedangkan masa wisatawan membludak ke Pantai Mutiara Indah pada libur panjang dan libur hari besar keagamaan. Misalnya Idul Fitri, Natal, dan tahun baru. Sejak H+1 hingga H+2 Idul Fitri 2017 ini, tercatat sebanyak sepuluh ribu wisatawan yang datang ke Pantai Mutiara Indah.

“Khususnya pada H+2 Idul Fitri 2017, tercatat ada enam ribu wisatawan ke Pantai Mutiara Indah. Secara keseluruhan dalam masa Idul Fitri tahun ini lebih dari 10 ribu wisatawan yang datang. Sebanyak 80 persen wisatawan berasal dari Samarinda dan Tenggarong,” bebernya.

Sedangkan fasilitas yang disediakan di Pulau Mutiara Indah, ada Gazebo sebanyak 30 unit, Mushala, 14 unit toilet umum, air bersih sumur bor, serta rumah penginapan. “Semua fasilitas itu saya bangun seadanya. Dibantu sekitar 30 karyawan dalam mengelola pantai ini. Mereka tidak saya gaji, tapi sistem gotong-royong dengan cara bagi hasil pendapatan secara merata,” terangnya.

Sementara itu, Dinas Perhubungan Kutai Kartanegara mengakui terus melakukan sosialisasi dan pengawasan terkait operasional bongkar muat penumpang menggunakan angkutan kapal motor kelortok dan speedboat di dermaga pelabuhan Desa Pangempang, menuju beberapa pantai di Pulau Pangempang, Kecamatan Muara Badak.

“Sosialisasi rutin kepada para pengelola dan pemilik obyek wisata se-Kukar. Khususnya di  Desa Pangempang, Kecamatan Muara Badak, angkutan kapal motor menuju pulau rawan kecelakaan. Kami berharap agar pengelola dan pemilik armada menjaga keselamatan penumpang,” tegas Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Kukar, Ismi Nurul Huda, yang turun langsung membagikan baju pelampung keselamatan kepada pengelola pantai di Pangempang, Kamis (29/6) sore. 

Dia menambahkan, keselamatan adalah faktor utama yang harus diperhatikan oleh pengelola pantai wisata. Juga terhadap armada angkutan serta motoris kapal motor dan speedboat, harus memenuhi kelengkapan berlayar yang dipersyaratkan oleh Dinas Perhubungan.

“Petugas Dishub akan ditempatkan di dermaga pelabuhan,  juga dari Jasa Raharja guna mengkordinasikan asuransi. Terhadap seluruh armada transportasi penyeberangan ke Pulau Pangempang diperiksa ketat, harus memiliki SKK,” paparnya.(imr)

Dikelola Warga, Pantai Mutiara Sedot Ribuan Wisatawan

Rabu, 05/07/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.