Senin, 22/01/2018

Permintaan Beras Kaltara 78.400 Ton

Senin, 22/01/2018

TERGANTUNG LUAR: Hingga kini Kaltara masih memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap pasokan beras. Meski demikian peran beras lokal masih sangat diperhitungkan. Terbukti, beras lokal jauh lebih mahal (ist)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Permintaan Beras Kaltara 78.400 Ton

Senin, 22/01/2018

logo

TERGANTUNG LUAR: Hingga kini Kaltara masih memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap pasokan beras. Meski demikian peran beras lokal masih sangat diperhitungkan. Terbukti, beras lokal jauh lebih mahal (ist)

TANJUNG SELOR-Kebutuhan beras di Provinsi Kalimantan Utara, berdasarkan konsumsi per kapita, mencapai angka 78.400 ton per tahun, demikian dikemukakan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kaltara Andi Santiaji.

Kuantitas ini didapat berdasarkan analisa konsumsi beras per tahun sebesar 112 kilogram yang dikalikan jumlah masyarakat dari empat kabupaten dan satu kota dengan asumsi 700.000 orang.

Andi mengaku belum bisa menampilkan persentase perbandingan antara beras lokal dan beras dari luar daerah. Namun, apabila melihat fenomena yang terjadi selama ini, dia tidak menampik bahwa Kaltara masih bergantung kepada beras yang berasal dari luar daerah itu.

Apabila dipetakan berdasarkan daerah pengirim, Andi menjelaskan beras paling banyak berasal dari Sulawesi Selatan dan beberapa daerah di Pulau Jawa.

“Kita harus mengakui bahwa kita memang masih mendatangkan beras dari luar daerah. Dimana wilayah yang sebagian masih rawa dan daerah pasang surut, sangat berpengaruh untuk menghasilkan. Selain itu, tenaga petani juga belum berbanding lurus dengan pertambahan penduduk yang ada,” terang Andi.

Meski dominasi pasokan berasal dari luar daerah, Andi memastikan hal ini tidak berdampak negatif terhadap kehidupan petani.

Dari sisi serapan produksi dan tingkat kesejahteraan petani lokal, saat ini terhitung masih dalam keadaan stabil. Beras lokal yang berasal dari padi jenis ladang memiliki pangsa pasar berbeda apabila dibandingkan dengan beras luar daerah yang berasal dari padi jenis sawah.

“Beras lokal ini memiliki pasar konsumen sendiri. Dimana meskipun harganya sedikit lebih mahal dibanding beras dari luar daerah, beras lokal ini memiliki cita rasa khas dan bersifat organik. Itu yang menjadi nilai tambahnya,” papar Andi.

Dia menjelaskan fokus pada dukungan terhadap penambahan program cetak sawah berikut skema realisasinya. Andi menilai apabila kedua program tersebut dikawal dengan baik, otomatis dapat berpengaruh langsung terhadap kuantitas sektor produksi. Dia juga berharap skema pertanian di Malinau yang tergolong sukses, segera dapat diterapkan di daerah lainnya.

“Optimalisasi skema panen tiga kali pun termasuk di dalamnya. Karena itu merupakan inovasi yang bisa berdampak besar terhadap produksi setiap tahun. Selain itu pun untuk masyarakat, kami membantu Gubernur dalam pengawasan harga beras. Dengan demikian, meskipun sebagian besar bergantung dari luar, harganya bisa dikendalikan,” ucap Santiaji. (bis)


Permintaan Beras Kaltara 78.400 Ton

Senin, 22/01/2018

TERGANTUNG LUAR: Hingga kini Kaltara masih memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap pasokan beras. Meski demikian peran beras lokal masih sangat diperhitungkan. Terbukti, beras lokal jauh lebih mahal (ist)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.