Rabu, 17/01/2018
Rabu, 17/01/2018
Ilustrasi
Rabu, 17/01/2018
Ilustrasi
TANA TIDUNG - Awal tahun 2018, penjualan material bangunan di toko bangunan mengalami penurunan. Pemilik toko bangunan bahkan mengurangi stok dari biasanya, karena diperkirakan tidak ada pembangunan dari pemerintah hingga 6 bulan kedepan.
Roni, salah satu pemilik toko bangunan, mengatakan bahwa penurunan penjualan sudah terjadi pada sepekan pertama di awal tahun dan ia menduga keadaan ini akan berkelanjutan sampai pertengahan tahun, karena kegiatan pembangunan di Kabupaten Tana Tidung (KTT) berkurang dari biasa, karena dampak minimnya APBD 2018.
“Bahan material biasanya akan banyak pembelinya terutama dengan giatnya pembangunan di KTT ini, tapi menginjak sepekan pertama di tahun ini sudah terlihat sepi pembeli, kalau begini terus, akan sama kejadiannya pada dua tahun lalu dimana pembangunan lumpuh hingga enam bulan lamanya, dengan minimnya anggaran pemerintah akan mengurangi pembangunan, imbasnya pada kami penyedia bahan material makanya untuk mengatasi sepinya pembeli dan menurunnya omset penjualan, stok kami kurangi,” ujarnya.
Untuk order bahan material yang didatangkan dari luar daerah hingga Pulau Jawa (Surabaya)akan diadakannya ketika pembeli memesan dalam partai besar karena bila menyediakan bahan tanpa adanya permintaan justru akan mengurangi modalnya, sedangkan ketersediaan modal ia siapkan untuk menghadapi keadaan surut pembangunan selama beberapa bulan kedepan.
“Sepi pembeli sudah seminggu lebih ini dan ini tidak seperti biasanya karena pembangunan di KTT juga belum ada yang mulai sehingga permintaan akan bahan material seperti semen, seng dan lainnya belum ada, kalaupun ada tak semaksimal di tahun-tahun lalu dimana pembangunan terus dilakukan pemerintah, tahun ini pemerintah berhemat imbasnya masyarakat dan pelaku usaha seperti kami pun melakukan penghematan yang sama,” jelasnya.
Senada dengan itu, Salim, pemilik molding di Kilometer 4, Desa Tideng Pale, Kecamatan Sesayap mengatakan bahwa permintaan akan bahan material bangunan berkurang dan ini bisa terlihat beberapa pekan ini, ia bahkan sudah merasa kurangnya pembangunan menginjak awal Desember 2017 lalu.
“Mulai Desember tahun lalu sudah kurang dan memasuki awal tahun pun berlanjut, biasanya ada saja yang datang membawa 5 sampai dengan 10 kubik baik papan, ulin atau bahan lainnya untuk dihaluskan tapi ini hanya sekali-kali ada yang datang tapi tidak juga mengantar bahan material untuk dikerjakan di molding, semoga keadaan ini tak berkepanjangan,” harapnya. (ifa)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.