TANJUNG SELOR – Belum selesai penyediaan fasilitas asrama mahasiswa asal Bulungan yang ada di Tarakan, kali ini mahasiswa asal Bulungan di Asrama Mahasiswa Kabupaten Bulungan  (AMKB) I Samarinda yang mengeluhkan kondisi serupa. Meski bangunan asrama masih digunakan, kebutuhan operasional tidak terpenuhi. Bahkan untuk kebutuhan air dari PDAM, sudah terputus sejak 2 Januari 2018, sesuai surat pemutusan PDAM Samarinda.

Persoalan ini terangkat ketika Minggu (6/1) lalu, salah satu senior penghuni AMKB, Rysmand, membeberkannya di group whatsapp Bulungan Rumah Kita. Hingga akhirnya menuai sejumlah komentar dan tanggapan. 

Dalam curahan hati (Curhat)-nya, Rysmand yang mengaku mewakili penghuni asrama mempertanyakan mengapa fasilitas air di asrama tak kunjung terbayarkan hingga empat bulan terakhir, dan akhirnya terputus. 

Menurut Rysmand, saat dia  mengkonfirmasi ke pihak Pemkab Bulungan, melalui salah satu staf Bagian Umum, mendapat jawaban yang mengecerakan. Dirinya menyayangkan tanggapan yang pihaknya dapatkan. 

“Jadi saat itu, saya langsung konfirmasi karena cukup kaget ada surat pemutusan air dari PDAM. Nah, saya tanyakan ke bagian umum, tapi kami cukup kesal karena jawaban dari salah satu ASN yang tidak enak didengar. Katanya listrik dan PDAM sudah saya bayarkan. Nda usahlah kamu urusnya, biar nanti kami yang urus. Lalu saya jawab jadi beberapa hari ini kami tak pakai air pak, kan air sumber kehidupan. Apa sih kamu ini katanya, bukan kalian saja yang kami urus. Bisa bah aku tutup asrama kalian tuh. Barangkali saat itu beliau lagi tak baik moodnya saya juga tak mengerti,” ungkap Rysmand saat dikonfirmasi via telepon, Minggu (7/1). 

Selain itu, dirinya juga menegaskan informasi yang dishare melalui group whatsapp tersebut bukan berarti memojokkan pihak Pemkab Bulungan. Sebab menurutnya tujuan utama informasi itu disampaikan kepada para alumni asrama yang ada di Bulungan agar bisa membantu mencarikan solusinya. 

Sikap demikian juga cukup disayangkan, sebab sejauh ini para alumni bahkan sekelas Bupati kala itu (Budiman Arifin) tidak pernah mengeluarkan kata sedemikian.

“Kami dongkol juga kalau bahasanya begitu, tapi itu tadi adanya curhatan di group itu saya tegaskan ditujukan kepada para alumni agar bisa disikapi bersama. Ini juga demi kebaikan bersama dan asrama ini masih bisa kita manfaatkan dan teman-teman bisa belajar dengan tenang disini,” katanya. 

Hal lain, sebeut Rysmand, persoalan anggaran untuk asrama juga dipertanyakan. Semenjak adanya ketentuan asrama tidak lagi diperkenankan menerima hibah daerah, dan pengelolaan langsung oleh bagian umum. “Makanya kami tanya ke bagian umum. Tapi jawabannya malah ngga mengenakkan,” kata dia.

Terpisah, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Bulungan Drs Syafril, membantah ada pegawai di lingkung Pemkab Bulungan yang memberikan jawaban yang tidak mengenakkan kepada para mahasiswa Bulungan di Samarinda. 

Sementara menanggapi adanya tunggakan PDAM hingga diputusnya aliran air di asrama tersebut, Sekkab menegaskan akan segera mengkroscek kebenarannya. 

“Saya belum dapat kabar pasti, tapi yang jelas segera kita sikapi dan cari solusi begitu juga kebenarannya. Kalau memang belum terbayar ya selesaikan segera. Kalau katanya ada pegawai yang kasar itu tidak ada lah. Kita cari tahu dulu lah, bagi mahasiswa jangan khawatir yang penting belajar, tidak ada masalah untuk ini,” tegasnya. (an)