Kamis, 04/01/2018

Harga Rumput Laut Turun Drastis

Kamis, 04/01/2018

RUMPUT LAUT: Petani rumput laut di Kelurahan Pantai Amal menjemur rumput laut sebelum dijual ke pengepul.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Harga Rumput Laut Turun Drastis

Kamis, 04/01/2018

logo

RUMPUT LAUT: Petani rumput laut di Kelurahan Pantai Amal menjemur rumput laut sebelum dijual ke pengepul.

TARAKAN - Sempat tembus di harga Rp 21 ribu perkilogram, kini harga rumput laut kering terjun bebas menjadi Rp 14 ribu perkilogram. Hal ini membuat petani enggan untuk menjual ke pengepul, oleh karena itu pemerintah diharapkan turun tangan untuk melakukan penyelesaian persoalan ini.

Mayoritas warga Kelurahan Pantai Amal Kecamatan Tarakan Timur menjadi petani rumput laut, meskipun demikian tidak adanya regulasi yang mengatur soal harga membuat masyarakat pembudidaya selalu dirugikan. Seperti yang terjadi dalam dua pekan terakhir, dimana harga rumput laut turun drastis, dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 21 ribu perkilogram, kini menjadi Rp 14 ribu perkilogram.

“Kondisi ini membuat para petani enggan untuk menjual ke pengepul bahkan sejak 25 Desember lalu tidak ada transaksi jual beli karena pengepul banyak yang tutup buku sehingga untuk sementara waktu tidak membeli rumput laut kering kami,” kata salah satu petani rumput laut yang tiinggal di RT 07 Kelurahan Pantai Amal, Askar, Kamis (04/01).

Saat ini, rumput laut kering milik Askar disimpan dalam rumah untuk sementara waktu hingga ada pengepul yang berani membeli dengan harga pantas. Menurutnya, harga Rp 20 ribu perkilogram merupakan harga yang bagus, tetapi jika hanya Rp 14 ribu perkilogram untung yang didapat sangat tipis bahkan cenderung rugi.

“Paling tidak itu Rp 18,5 ribu baru standart, jadi kita juga bisa melakukan kegiatan lagi. Kalau Rp 14 ribu perkilogram itu baru dapat modalnya saja. Kalau bisa harganya kembali seperti akhir Nopember sampai Pertengahan Desember lalu yang mmencapaii Rp 21 ribu perkilogram,” harapnya.

Sedangkan Parlan, yang juga keseharianya sebagai petani rumput laut mengharapkan campur tangan pemerintah dalam hal stabilitas harga, dengan membuat harga tertinggi dan terendah supaya para tengkulak tidak bisa memainkan harga seenaknya.

“Kalau sembako pemerintah selalu turun tangan, tapi kalau rumput laut kenapa dibiarkan berlarut. Kalau begini kita yang dirugikan, seharusnya pemerintah turun tangan jangan sampai kami dirugikan hingga gulung tikar. Apalagi rumput laut inikan sudah menjadi salah satu komoditas unggulan Tarakan, tetapi kenapa tidak diperhatikan,” ungkapnya.

Sementara itu, salah satu pengepul rumput laut mengaku tidak tahu menahu soal harga karena dirinya membeli berdasarkan instruksi dari pimpinanya, sehingga tidak bisa menentukan sendiri harga yang harus diberikan kepada petani rumput laut.

“Bos yang tau, kenapa harga bisa naik atau turun. Kalau kita membeli berdasarkan instruksi dari bos, mungkin pabrik yang ada di Surabaya juga lagi banyak stok sehingga pembelian dikurangi dengan cara menurunkan harga supaya petani tidak bersamaan menjualnya,” terang Rosnaini.

Saat dikonfirmasi terkait dengan masalah yang dihadapi oleh petani rumput rumput laut, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Tarakan, Wiprartono Soebagio mengaku soal rumput laut bukan menjadi kewenangannya, melaikan DKP Provinsi Kaltara.

“Meskipun demikian kita akan melakukan koordinasi dengan provinsi untuk menyikapi hal ini, karena kewenanganya ada disana,” ucapnya singkat. (yan)

Harga Rumput Laut Turun Drastis

Kamis, 04/01/2018

RUMPUT LAUT: Petani rumput laut di Kelurahan Pantai Amal menjemur rumput laut sebelum dijual ke pengepul.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.