Minggu, 13/08/2017

Apresiasi Program Sosialisasi Pemberian ASI

Minggu, 13/08/2017

KESEHATAN IBU ANAK: Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak perlu secara konsisten dilakukan untuk menciptakan generasi yang benar-benar bisa diandalkan di masa depan.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Apresiasi Program Sosialisasi Pemberian ASI

Minggu, 13/08/2017

logo

KESEHATAN IBU ANAK: Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak perlu secara konsisten dilakukan untuk menciptakan generasi yang benar-benar bisa diandalkan di masa depan.

SAMARINDA - Anggota DPRD Kaltim Syarifah Fatimah Assegaf mengapreasiasi meningkatnya pemahaman masyarakat terkait pentingnya pemberian ASI kepada bayi. Hal ini selain berkat program sosialisasi oleh pemerintah, juga dukungan dari beberapa lembaga maupun organisasi yang peduli terhadap pelestarian pemberian ASI. 

Politikus Golkar ini juga menilai bagaimanapun ASI adalah pilihan paling terbaik bagi ibu untuk anak agar pertumbuhannya berkualitas. Sebab menurut ilmu kesehatan ASI lebih baik dari segala-galanya dan sangat dianjurkan. 

“Apa yang saya sampaikan ini juga bentuk apreasiasi terlaksananya Pekan ASI Sedunia pada 1-7 Agustus lalu  untuk memberikan pengetahuan dan semangat bagi para ibu memberikan yang terbaik bagi buah hati,” kata Perempuan kelahiran Kota Samarinda ini.

Seperti diketahui, ASI wajb diberikan sejak bayi lahir hingga berusia 6 bulan. Selanjutnya ASI tetap diberikan dengan makanan pendampingnya hingga usia 1,5 - 2 tahun. Selebihnya pemberian ASI dapat dihentikan, sebab di atas usia anak 2 tahun umumnya ASI sudah tidak mengandung gizi lagi. Namun, para ibu tetap harus memperhatikan gizi melalui makanan yang diberikan setiap harinya.

Menurut data,  pada 2011 Indonesia juga sempat dicemaskan dengan adanya bakteri entrobacter sakazakki yang terkandung pada beberapa merk susu formula. Hal ini, lanjutnya, bisa menjadi pelajaran kembali bagi kita semua agar lebih kuat lagi sebagai “ibu pejuang ASI”, sebab dengan memberi ASI maka kekhawatiran soal itu tak perlu dicemaskan. 

“Memang tak sedikit para ibu yang memilih memberikan susu formula pada anak dengan berbagai alasan seperti kesibukan bekerja dan alasan lain sehingga tidak bisa memberikan ASI. Ada pula yang karena ASI-nya tidak keluar, saya memahami keterbatasan itu,” katanya.

Kendati demikian, saat ini gerakan untuk memberikan ASI pada buah hati sudah cukup bagus, apalagi didukung dengan peralatan canggih yang banyak dijual seperti pompa ASI manual maupun elektrik untuk mendukung pemberian ASI pada buah hati jika si ibu terpaksa harus bekerja dan tak dapat memberikan ASI secara langsung. (adv/hms5)


Apresiasi Program Sosialisasi Pemberian ASI

Minggu, 13/08/2017

KESEHATAN IBU ANAK: Pemeliharaan kesehatan ibu dan anak perlu secara konsisten dilakukan untuk menciptakan generasi yang benar-benar bisa diandalkan di masa depan.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.