SAMARINDA -  Pergantian uang baru yang sudah tersebar di masyarakat dijadikan momen bagi sebagian pihak yang tidak bertanggungjawab untuk memalsukannya. Data Bank Indonesia (BI) Kaltim menunjukkan uang palsu terpantau beredar sekitar 217 lembar.

Hal tersebut mengundang keprihatinan Anggota DPRD Kaltim Safuad yang meminta kepada masyarakat luas untuk meningkatkan kewaspadaan sebab peredaran uang palsu bisa dimanapun dan kapanpun. 

Menurutnya, peredaran uang palsu bukanlah persoalan baru, kendati demikian hal yang patut disyukuri karena menurut informasi jumlahnya di Kaltim terus mengalami penurunan setiap tahunnya. “Tingginya jumlah transaksi keuangan khususnya menjelang perayaan hari besar keagamaan dan libur sekolah dijadikan celah untuk melakukan tindakan melanggar hukum. Disini dituntut kewaspadaan kita semua,” tutur Safuad.

Politikus PDIP itu berharap agar pemerintah daerah yang bekerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk segara merancang program dalam rangka pencegahan peredaran uang palsu, ini dalam rangka meminimalisir kasus yang terjadi.

Ia mencontohkan, seperti memberikan sosialisasi kesejumlah pasar hingga sekolah secara berkala termasuk iklan ke media cetak dan elektronik sehingga mampu dipahami oleh masyarakat luas. Termasuk langkah yang harus dilakukan ketika ada warga yang mendapat uang palsu.

“Penting dalam meningkatkan pemahaman masyarakat sehingga mampu membedakan uang palsu dan asli, sebab masih banyak masyarakat yang belum mengetahui perbedaanya khususnya pada lembaran uang rupiah yang baru,” tuturnya. (adv/hms4)