Jumat, 07/07/2017

Belajar ke Negeri Gingseng, Kutim Terapkan Single Data System

Jumat, 07/07/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Belajar ke Negeri Gingseng, Kutim Terapkan Single Data System

Jumat, 07/07/2017

SANGATTA - Kepala Dinas Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil Kutai Timur (Kutim) Januar HPLA menceritakan pengalaman penting saat mengikuti pelatihan pemerintahan elektronik di Seoul, Korea Selatan dari 20 – 27 Mei lalu. Januar sapaan akrab pria murah senyum ini terpilih menjadi terbaik bersama sembilan Kadisdukcapil kabupaten dan kota dari sejumlah provinsi lain atas prestasi membanggakan dalam mewujudkan pencapaian cakupan kepemilikan Akte Kelahiran Anak mencapaI 97,95 persen.

Dari hasil ini, berdasarkan surat keputusan (SK) Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri Jakarta mengutus 10 Kadisdukcapil ini berangkat ke Negeri Ginseng tersebut mengikuti kegiatan Training Civil Registration and Vital Statistics (CRVS) and Nasional Identity Management System, e-Learning Course and e-Government, atau pelatihan  registrasi sipil dan statistik vital, sistem manajemen identitas nasional, dan sitem pemerintahan elektronik. Kegiatan ini disponsori Bank Dunia (World Bank) serta perguruan tinggi di Korea Selatan.

Januar mengatakan kegiatan juga didukung oleh Ewha Womans University salah satu perguruan tinggi di Korea Selatan bekerjasama dengan Universitas Terbuka setempat. Fokusnya mengkaji terhadap pencatatan tentang penduduk dan catatan sipil berkaitan dengan peta statistik. Khusus di Indonesia dalam pengumpulan sistem data kependudukan belum terpadu antara Dirjen Dukcapil dengan  Badan Pusat Statistik (BPS) kerena belum kerjasama.

“Nah, di Korsel sudah menyatu sumber data kependudukan dan catatan sipil baik dari dari Disukcapil dan BPS mereka. Jika ingin mengetahui identitas dan alamat warganya, tinggal klik saja, langsung ketahuan alamat dan identitasnya, pada dasarnya tinggal memasukkan nomor identitas contohnya Nomor Identitas Kependudukan (NIK),” kata Januar.

Hal ini memudahkan ketika membuat paspor, data identitas tinggal dicopy atau discan saja karena telah ada di database digital tidak perlu melakukan pendaftaran ulang. Kecanggihan dari sistem satu pintu ini masyarakat tidak perlu khawatir dengan ada perubahan identitas, hasilnya tidak bisa double (kembar) karena sudah link sehingga ketika mendaftar di kependudukan Korea pasti akan otomatis terekam  di keimigrasian maupun BPS. “Secara perlahan ini menjadi contoh dalam inovasi teknologi sistem digital bekerja sama BPS dalam memfokuskan data tunggal, hanya satu sumber data bisa dilihat di Disdukcapil  maupun BPS. Di Korea dibangun suatu persamaan persepsi oleh pemimpin mereka. Semua penduduk sudah terdeteksi cepat contohnya saja membantu pihak kepolisian dalam mencari data warga, Perbankan, ataupun ketika ikut mendaftar menjadi TNI tinggal klik saja. 

Ditambahkannya, regulasi ini nanti dicoba diterapkan, sebelumnya Kemendagri sudah membentuk sistem ini dengan membuka NIK saja sudah terkoneksi. Ada sebanyak 268 lembaga Disdukcapil di seluruh Indonesia sudah link. Jika ada kerja sama dengan pusat tinggal melihat NIK, karena hanya satu NIK berlaku. Warga ingin mendapat identitas ketika tinggal di daerah tertentu. Jumlah orangnya padahal tetap, tidak berubah datanya saja yang berubah.

“Kami akan membenahi masalah pekerjaan yang belum selesai yaitu perekaman e-KTP, akte kelahiran ini adalah sumber data menentukan baik orang itu semasa hidup hingga meninggal. katanya. (hms13)

Belajar ke Negeri Gingseng, Kutim Terapkan Single Data System

Jumat, 07/07/2017

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.