SANGATTA – Setelah beralih dari genset menggunakan alioran listrik dari PLN, ternyata aliran air ledeng lebih cepat mengalir. Bahkan setelah dihitung didapati efesiensi hingga mencapai 40 persen dibandingkan pada saat menggunakan genset.

Kepala Bidang Produksi PDAM Tirta Tuah Benua Kutim, Suparjan mengatakan, potensi dan progres PLN di Kutim memang lebih hemat jika di bandingkan dengan genset. “Dengan adanya tenaga dari PLN ini, kami bisa menghemat tenaga hingga 30 persen sampai 40 persen,” ujarnya.

Dia mengatakan, asupan listrik dari PLN yang mengaliri Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kabo sebesar 1,1 megawatt. Dengan daya sekian, lanjutnya, IPA Kabo bisa terbantu mengalirkan air dengan debit lebih dari 100 liter perdetik.

“Meskipun dengan debit besar, kita masih bisa efisiensi biaya produksi,” jelasnya.

Kemudian Ia mencontohkan, jika biasanya menghabiskan biaya produksi sebesar Rp900 juta, maka bisa tekan biaya hingga 500 juta. Dana sisa sebesar 400 juta, bisa saja gunakan untuk perawatan jaringan atau perbaikan.

Meskipun bukan prioritas, pemasangan generator PLN di PDAM sangat membantu distribusi air. Ini karena biaya produksi menjadi turun dan otomatis harga yang dibebankan kepada masyarakat menjadi lebih murah.

Terkait tarif Full Cost Recovery (FCR) yang segera diterapkan, Suparjan menilai tarif sebesar Rp7.300,- yang ditawarkan PDAM masih relatif murah. “Tarif FCR kita itu seharusnya 10 ribu. Tapi dengan adanya aliran listrik dari PLN tersebut, tarif FCR yang ditawarkan oleh PDAM menjadi murah,” tuturnya. (yul116)